Selasa, 04 April 2017
Romantisme
Secangkir Kopi
Kapan terakhir kali menikmati secangkir kopi hari ini? Di
pagi hari sebelum anda memulai aktivitas anda? Siang hari di tengah jam
istirahat anda? Atau di malam hari selepas dari segala kesibukkan anda? Saya
jamin anda pasti akan dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut, terlebih
apabila anda mengaku sebagai pencinta kopi kelas berat. Sekarang pernahkah
terlintas dalam pikiran anda apa tujuan utama dari kegiatan meminum kopi
tersebut? Apakah hanya sebagai bagian dari rutinitas harian anda? Atau pelarian
semata untuk melepas penat dari aktivitas pekerjaan anda? Apa tujuan anda menimati
secangkir kopi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terlintas pada pikiran
saya ketika menikmati hangatnya secangkir kopi hangat di warung kopi yang
terletak di pinggiran batas kota Purwokerto. “Kabeh wong iku iso nikmati kopi mas..kang sing gedean nganti wong
cilik..kabeh pada golek nikmat’e kopi, soal’e kopi teyeng dadi bathir urip mas
nggo wong gede nganti wong cilik..” kata bapak pemilik warung kopi ketika
saya mengajukan pertanyaan tersebut, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
adalah semua kalangan dapat menikmati kopi, dari kalangan orang besar hingga
orang kecil semua dapat menikmati dikarenakan kopi dapat menjadi teman bagi
mereka.
Jawaban tersebut sangat menarik bagi saya, kopi
dapat menjadi teman hidup bagi semua kalangan. Apakah kopi memang memiliki arti
sangat penting dalam kehidupan masyarat modern ini hingga dapat dikatakan
menjadi teman hidup? Bila melihat dari tingkat konsumsi kopi pada masyarakat
Indonesia tahun 2016 yang mengalami peningkatan hingga 5-6 persen atau setara
4-5 juta ton karung pertahun menurut data dari AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia), dapat dikatakan memang kopi telah menjadi bagian penting dari
kehidupan masyarakat Indonesia modern ini. Namun terlepas dari data statistik
tersebut, apakah benar kopi dapat menjadi teman hidup seseorang? Lantas teman
hidup yang seperti apa?
Saya
mencoba mengajukan pertanyaan tersebut pada seorang kawan yang kebetulan
memiliki kedai kopi modern atau yang belakangan populer dengan sebutan coffee shop di kota Purwokerto.”Disamping
kenikmatan rasanya kopi juga dapat menjadi teman hidup yang menawarkan
kebahagiaan bagi penikmatnya, dengan kata lain penikmat kopi mendapatkan
kebahagian dari secangkir kopi..kebahagian macam apa? Kebahagiaan dalam bentuk
terapi psikis untuk menenangkan penikmatnya sejenak dari kejenuhan tuntutan
kehidupan modern ini.”ujar kawan saya tersebut. Pernyataan kawan saya tersebut
bila dilihat memang sedikit berat dan terkesan terlalu berfilasat. Namun bila
menilik dari sudut pandang ilmiah pernyataan tersebut dapat dibenarkan, hal ini
dikarenakan biji kopi mengandung antioksidan alami yang dapat menekan depresi
bagi pengkosumsinya. Antioksidan alami ini dapat memicu tingkat produksi hormon
kebahagiaan seperti dopamine, serotine, dan non-adrenaline. Hormon-hormon tersebut yang bekerja untuk menekan
tingkat depresi, kecemasan, dan stres berlebihan pada seseorang. Bahkan Honglei
Chen seorang peneliti dari National
Institutes Health Amerika mengemukakan bahwa mengkonsumsi secangkir kopi
atau dua cangkir kopi sehari dapat menurunkan keinginan untuk bunuh diri bagi
penderita depresi akut. Kembali pada pernyataan kawan saya tadi, dimana
kehidupan modern ini memang menghadirkan tuntutan kehidupan yang tinggi.
Tuntutan tersebut hadir dalam bentuk tekanan pekerjaan, tuntutan untuk melunasi
segala macam kewajiban angsuran, dan tuntutan-tuntutan lainnya. Kopi hadir
untuk menawarkan pelarian sejenak dari segala macam tuntutan tersebut, dimana
secangkir kopi menawarkan bentuk terapi pribadi bagi penikmatnya.
Pernyataan
berbeda muncul dari salah seorang teman pria saya ketika saya mengajukan
pertanyaan apa tujuan dari dia meminum kopi. “Menikmati secangkir kopi itu
tujuannya untuk romantis dengan diri sendiri..dimana ketika kamu menikmati kopi,
kamu dapat tenggelam dalam diri kamu sendiri..”. Romantis? Apakah bisa kopi
memberikan keromantisan pada penikmatnya? Romantis yang seperti apa?
Saya
mencoba menggali lebih dalam pernyataan teman saya tersebut. Romantis dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian bersifat mesra, bersifat
seperti dalam cerita roman, dan dapat pula memiliki pengertian mengasyikkan. Lantas
apa hubungan secangkir kopi dengan keromantisan? Penikmat kopi yang saya temui
di coffee shop dan warung kopi
pinggir jalan memiliki beberapa kesamaan. Kesamaannya adalah penikmat kopi
tersebut seakan tenggelam dalam kesibukkan mereka sendiri ditemani oleh
secangkir kopi. Entah sedang mengerjakan kesibukkan mereka didepan laptop atau
sekedar menikmati suasana santai. Entah seorang diri ataupun bersama-sama
dengan sekumpulan temannya. Penikmat kopi seakan tenggelam dengan keasyikkan
aktivitas mereka masing-masing, dimana secangkir kopi dapat berbaur dengan
sempurna dalam aktivitas semua kalangan tersebut. Tidak peduli dari kalangan
masyarakat kecil hingga kalangan eksekutif dan tidak peduli apapun jenis
kopinya. Dari mulai kopi tubruk klasik yang sering dijumpai di warung kopi
pinggir jalan hingga beragam jenis kopi dengan nama asing racikan barista dari coffee shop. Secangkir kopi menawarkan
keromatisan dalam bentuk teman yang setia menemani penikmatnya dalam segala
macam aktivitas.
Mungkin
ini yang menjadikan kopi minuman favorit berbanding dengan minuman lain. Tanpa
kopi yang menemani mungkin Ludwig Van Beethoven tidak akan memiliki karya-karya
terkenal seperti Fur Elise
(berdasarkan biografinya Ludwig Van Beethoven merupakan seorang penikmat kopi
kelas berat). Bahkan kopi juga sampai menginspirasi penulis nasional Dee
Lestari untuk menuangkannya dalam bentuk cerita pendek berjudul Filosofi Kopi.
Pernyataan
ketiga orang yang saya temui membuat saya mengambil kesimpulan bahwa secangkir
kopi telah menjadi bagian dari budaya masyarakat modern saat ini, dimana
secangkir kopi mengambil peran sebagai teman hidup, teman memulai hari, teman
yang memberikan kebahagiaan, dan teman yang setia menemani kita ketika sedang
tenggelam kedalam kesibukkan kita. Dan tujuan dari menikmati secangkir kopi?
Saya pribadi memilih untuk menjawabnya dengan jawaban singkat yaitu, menikmati
keromantisan dan kabahagiaan yang ditawarkan oleh kopi itu sendiri.
Selamat
menikmati secangkir kebahagiaan dan keromantisan dari secangkir kopi…
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.